Mengapa Obat Flu Membuat Kita Tertidur?

Mengapa Obat Flu Membuat Kita Tertidur?
Pada saat kita terserang virus flu, sistem kekebalan tubuh kita bereaksi untuk ‘mengalahkan’ si penyusup dari luar ini. Bersin, hidung yang tak henti-hentinya mengeluarkan lendir dan mata yang berair, sebenarnya bukan ulah si virus, melainkan merupakan hasil kerja histamine, salah satu zat yang diproduksi sistem kekebalan tubuh kita sendiri
Di lain pihak, histamine juga bekerja pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), histamine membuat kita sadar/alert dan juga membuat kita ‘excited’, dua keadaan yang manusia butuhkan pada saat menghadapi bahaya atau untuk berkonsentrasi.
Kebanyakan obat flu mengandung zat anti-histamine yang fungsinya menghalangi kerja histamine, sehingga hidung kita pun berhenti ‘mengucur’. Namun pada saat yang bersamaan, anti-histamine melumpuhkan kontrol diri terhadap tubuh dan mengurangi kesadaran kita sehingga kita pun mengantuk. Namun kadar efek ini berbeda-beda untuk tiap orang. Ada yang seperti terbius, ada juga yang merasa hanya lemas sedikit.
Pada dasarnya setiap obat memang seperti pedang bermata dua, bisa menyembuhkan, namun sekaligus menyusahkan. Ini diakibatkan karena zat-zat dalam tubuh seperti histamine sendiri, punya banyak fungsi di tubuh kita, sehingga ketika kita menghalangi fungsinya di satu organ, fungsi lain di organ lain pun ikut terhambat.
Histamin dan AntiHistamin
Histamin

Histamin adalah senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, yaitu pada jaringan sel mast dan peredaran basofil, yang berperan terhadap berbagai proses fisiologis yang penting. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-heparin dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi bila ada rangsangan senyawa allergen. Senyawa allergen dapat berupa spora, debu rumah, sinar UV, cuaca, racun, tripsin, dan enzim proteolitik lain, deterjen, zat warna, obat makanan dan beberapa turunan amina. Histamin merupakan produk dekarboksilasi dari asam amino histidin.
Pelepasan histamine terjadi akibat :
• Rusaknya sel
Histamine banyak dibentuk di jaringan yang sedang berkembang dengan cepat atau sedang dalam proses perbaikan, misalnya luka
• Senyawa kimia
Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenic,sehingga akan melepaskan histamine dari sel mast dan basofil. Contohnya adalah enzim kemotripsin, fosfolipase, dan tripsin.
• Reaksi hipersensitivitas
Pada orang normal, histamine yang keluar dirusak oleh enzim histamin dan diamin oksidase sehingga histamine tidak mencapai reseptor Histamin. Sedangkan pada penderita yang sensitif terhadap histamine atau mudah terkena alergi jumlah enzim-enzim tersebut lebih rendah daripada keadaan normal.
• Sebab lain
Proses fisik seperti mekanik, thermal, atau radiasi cukup untuk merusak sel terutama sel mast yang akan melepaskan histamin.
Histamin berinteraksi dengan reseptor yang spesifik pada berbagai jaringan target. Reseptor histamine dibagi menjadi histamine 1 (H-1) dan histamine 2 (H-2). Pengaruh histamin terhadap sel pada berbagai jaringan tergantung pada fungsi sel dan rasio reseptor H-1 : H-2. stimulasi reseptor H-1 menimbulkan :
• Vasokonstriksi pembuluh-pembuluh yang lebih besar
• Kontraksi oto bronkus, otot usus dan otot uterus
• Kontraksi sel-sel otot polos
• Kenaikan aliran limfe
Stimulasi reseptor H-2 menimbulkan :
¨ Dilatasi pembuluh paru-paru
¨ Meningkatkan frekuensi jantung dan kenaikan kontraktilitas jantung
¨ Kenaikan sekresi kelenjar terutama dalam mukosa lambung
ANTIHISTAMIN
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada reseptor H-1, H-2 dan H-3. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor khas.
Antihistamin sebagai penghambat dapat mengurangi degranulasi sel mast yang dihasilkan dari pemicuan imunologis oleh interaksi antigen IgE. Cromolyn dan Nedocromil diduga mempunyai efek tersebut dan digunakan pada pengobatan asma, walaupun mekanisme molekuler yang mendasari efek tersebut belum diketahui hingga saat ini.
Berdasarkan hambatan pada reseptor khas antihistamin dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
v Antagonis H-1, terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejalal akibat reaksi alergi
v Antagonis H-2, digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita pada tukak lambung
v Antagonis H-3, sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental
Antagonis Reseptos H-1
Antagonis reseptor H-1 adalah senyawa yang secara kompetitif menghambat histamin pada reseptor H-1 dan telah digunakan secara klinis dalam beberapa tahun. Beberapa tersedia untuk dijual bebas, baik sebagai tunggal maupun di dalam formulasi kombinasi seperti pil flu dan pil untuk membantu tidur.
Antagonis H-1 sering disebut antihistamin klasik atau antihistamin H-1. antagonis H-1 menghambat efek histamin dengan cara antagonisme kompetitif yang reversibel pada reseptor H-1. Mereka mempunyai kemampuan yang diabaikan pada reseptor H-2 dan kecil pada reseptor H-3, contohnya : induksi kontraksi yang disebabkan histamin pada otot polos bronkioler ataupun saluran cerna dapat dihambat secara lengkap oleh agen-agen tersebut, tetapi efek pada sekresi asam lambung dan jantung tidak termodifikasi. Antagonis H-1 dibagi menjadi agen generasi pertama dan generasi kedua.
Antagonis H-1 generasi pertama mempunyai efek sedatif yang relatif kuat, karena agen generasi pertama lebih mempunyai sifat menghambat reseptor autonom. Sedangkan antagonis H-1 generasi kedua kurang bersifat sedatif disebabkan distribusinya yang tidak lengkap dalam sistem saraf pusat.
Antagonis H-1 generasi pertama mempunyai banyak efek yang tidak berhubungan dengan penghambatan terhadap efek histamin. Sejumlah besar efek tersebut diduga dihasilkan dari kesamaan struktur umumnya dengan struktur obat yang mempunyai efek pada kolinoseptor muskarinik, adrenoreseptor-α, serotonin dan situs reseptor anestetika lokal. Beberapa dari efek tersebut mempunyai nilai terapeutik dan beberapa lainnya tidak dikehendaki.
Efek yang tidak disebabkan oleh penghambatan reseptor histamin :
1. Efek sedasi
Efek umum dari antagonis H-1 generasi pertama adalah efek sedasi. Tetapi intensitas efek tersebut bervariasi. Efeknya cukup besar pada beberapa agen membuatnya sebagai bantuan tidur dan tidak cocok digunakan di siang hari. Efek tersebut menyerupai beberapa obat antimuskarinik.
1. Efek antimual dan antimuntah
Beberapa antagonis H-1 generasi pertama mempunyai aktivitas mampu mencegah terjadinya motion sickness. Contoh obatnya : Doxylamine.
1. Kerja antikolinoreseptor
Banyak agen dari generasi pertama mempunyai efek seperti atropin yang bermakna pada muskarinik perifer.
1. Kerja penghambatan adrenoreseptor
Efek penghambatan reseptor alfa dapat dibuktikan pada beberapa antagonis H-1, namun penghambatan terhadap reseptor beta tidak terjadi. Penghambatan terhadap reseptor alfa tersebut dapat menyebabkan hipotensi ortostatik. Contoh obatnya adalah Promethazine.
1. Kerja penghambatan serotonin
Efek penghambatan terhadap reseptor serotonin dapat dibuktikan pada agen antagonis H-1 generasi pertama. Contoh obat : Cyproheptadine.
1. Efek parkinsonisme
Hal ini karena kemampuan agen antagonis H-1 generasi pertama mempunyai efek antikolinergik.
Contoh obat antagonis H-1 generasi pertama dan mekanismenya adalah :
1. Doxylamine
Doxylamine berkompetisi dengan histamin untuk menempati reseptor histamin 1, mengeblok kemoreseptor, mengurangi stimulasi vestibular dan menekan fungsi labyrinthine melalui aktivitas kolinergik pusatnya.
1. Clemastine
Clemastine berkompetisi dengan histamin untuk menempati reseptor histamin 1 pada efektor di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran pernapasan.
Antagonis histamin 1 generasi 2
Pada reaksi alergi, alergen (semacam antigen) berinteraksi dan membentuk ikatan silang dengan permukaan dari antibodi IgE pada sel mast dan basofil. Ketika terjadi kompleks sel mast antibodi-antigen, akan memacu terjadinya degranulasi dan pelepasan histamin (dan mediator lainnya) dari dalam sel mast maupun basofil. Setelah dilepaskan,histamin dapat bereaksi (menimbulkan efek) pada jaringan yang terdapat reseptor histamin.
Proses release histamin tidak terjadi secara langsung, melainkan diawali dengan transduksi signal. Proses transduksi signal adalah proses masuknya signal ke dalam sel sehingga membuat sel bereaksi dan menimbulkan efek. Ketika alergen masuk pertama kali ke dalam tubuh, TH-2 limfosit akan mengeluarkan IL-4, IL-4 menghasilkan signal yang merangsang B-sel (suatu sel limfosit) untuk menghasilkan antibodi IgE. Ketika alergen menyerang untuk yang kedua kalinya, IgE berikatan dengan alergen dan dibawa menuju sel mast. Pada sel mast kompleks IgE-alergen akan terikat pada reseptor Fcε (Epsilon-C reseptor). Ikatan ini akan menghasilkan signal ke dalam sel yang akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Fosfolipase akan mengubah phosphatidylinositol 4,5-bisphosphate (PIP2) menjadi inositol 1,4,5-triphosphate (IP3) yang akan memobilisasi Ca2+ dari organel penyimpan dalam sel mast. Ca2+ merupakan second messenger bagi terjadinya kontraksi otot atau sel. Second messenger inilah yang memacu proses degranulasi sel mast sehingga histamin akan terlepas.
Histamin bereaksi pada reseptor H-1, dapat menyebabkan pruritus (gatal-gatal), vasodilatasi, hipotensi, wajah memerah, pusing, takikardia, bronkokonstriksi, menaikkan permeabilitas vaskular, rasa sakit dan lain-lain. Histamin merupakan produk dekarboksilasi dari asan amino histidin. Histamin terdapat dalam sel mast dan leukosit basofil dalam bentuk tidak aktif secara biologik dan disimpan terikat dalam heparin dan protein basa. Histamin akan dibebaskan pada reaksi hipersensitivitas pada rusaknya sel dan akibat senyawa kimia. Antihistamin adalah obat yang mampu mengusir histamin secara kompetitif dari reseptornya sehingga mampu meniadakan histamin.
Reseptor H-1 disebut juga metabotropik G-protein coupled reseptor. G-protein yang terdapat dalam reseptor H-1 menghasilkan fosfolipase dan fosfatidylinositol. Kedua senyawa inilah yang bertindak sebagai penunjuk jalan histamine sampai ke reseptor H-1. Pelepasan histamin dapat diinduksi oleh produksi enzim prostaglandin sintase. Sebagai akibatnya terjadi pelepasan histamine yang berlebihan sehingga menyebabkan vasodilatasi karena histamine menginduksi endotel vaskuler yang menghasilkan cGMP di otot polos. cGMP inilah yang menyebabkan vasodilatasi. Efek ini dapat dihilangkan dengan adanya antagonis histamin H-1 dimana mekanisme kerjanya bersifat inhibitor kompetitif terhadap reseptor-reseptor histamin.
Antagonis histamin H-1 terdiri dari 3 generasi : generasi 1,generasi 2 dan generasi 3. Perbedaan antara generasi 1 dan generasi 2 terletak pada efek samping yang ditimbulkan, generasi 1 menimbulkan efek sedatif sedangkan generasi 2 pada umumnya non sedatif karena generasi 2 pada umumnya tidak dapat menembus blood brain barrier (bersifat lipofobik dan bulky), sehingga tidak mempengaruhi sistem saraf pusat. Selain itu, antihistamin H-1 generasi 2 bersifat spesifik karena hanya terikat pada reseptor H-1. Beberapa obat generasi 2 dapat menghambat pelepasan mediator histamin oleh sel mast.
Obat antihistamin H-1 generasi 2 tidak bisa digolongkan berdasarkan struktur kimianya karena meskipun memiliki struktur kimia dasar yang sama, obat tersebut masih memiliki gugus fungsional tambahan yang berbeda. Contoh : sterfenadine, aztemizole, nuratadine, ketotifen, levokaloastin, mempunyai cincin piperidin tetapi tidak dapat dimasukkan dalam satu golongan karena mempunyai gugus fungsional tambahan yang berbeda.
Efek samping antagonis histamin H-1 G2 :
- Allergic – photosensitivity, anaphylactic shock, drug rash, dermatitis
- Central nervous system* – somnolence / drowsiness, headache fatigue, sedation
- Respiratory** – dry mouth, nose and throat (cetirizine, loratadine)
- Gastrointestinal** – nausea, vomiting, abdominal distress (cetirizine, fexofenadine
Obat-obat antagonis histamin H-1 G2 :
• Cetirizine (Zyrtex)
Cetirizine HCl merupakan antagonis reseptor H-1. Nama kimianya adalah (±) – [2-[4-[(4-chlorophenyl)phenylmethyl]-1-piperazinyl]ethoxy]acetic acid. Rumus empirisnya adalah C12H25C4N2O3.2HCl dan Bmnya 461,82.
Cetirizine dapat menurunkan jumlah histamin dengan mengurangi jumlah produksi prostaglandin dan menghambat migrasi basofil yang diinduksi oleh antigen. Indikasi : seasonal allergic rhinitis (karena pollen, rumput). Perennial allergic rhinitis (karena debu, bulu binatang, dan jamur). Chronic urticaria. Efek samping : anoreksia, tachycardia, migraine, konstipasi, dehidrasi.
• Fexofenadine
Fexofenadine HCl (paten: Allegra dan Telfast) adalah suatu obat antihistamin yang digunakan untuk pengobatan demam dan gejala alergi yang mirip lainnya. Obat ini merupakan obat alternatif dari terfenadine yang memiliki kontra indikasi yang serius. Fexofenadine seperti antagonis H1 generasi 2 dan 3 lainnya, tidak dapat melewati blood brain barrier dan kurang menyebabkan efek sedative dibandingkan dengan obat generasi 1. kerja dari obat ini adalah sebagai antagonis dari reseptor H1.
Indikasi : seasonal allergic rhinitis, chronic idiopathic urticaria.
Efek samping : dizziness, back pain, cough, stomach discomfort, pain in extremity.
Kontraindikasi : pada pasien dengan hipersensitifitas dengan fexofenadine dan beberapa aksus lainnya yang jarang terjadi menyebabkan angiodema, sesak nafas, kemerahan pada kulit dan anafilaksis.
Terdapat obat-obat generasi dua yang dapat mengakibatkan cardiotoxic seperti astemizole. Obat astemizole dapat berikatan dengan potassium (K) channel, yang merupakan reglator potensial membrane sel. Ikatan ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi potassium channel menyebabkan Long QT Syndrome. Long DT Syndrome merupakan perpanjangan dari QT interval. Apabila QT interval panjang, secara otomatis ritme jantung akan menurun, disebut juga dengan bradycardia. Bradycardia akan menyebabkan kurngnya supply oksigen dalam tubuh dan juga penyumbatan aliran darah (heart block).

Zat aditif

Dewasa ini, penggunaan zat aditif sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Hampir setiap produk makanan dalam kemasan yang dijual di supermarket memakai zat aditif dalam proses pengolahannya. Para produsen berlomba-lomba membuat produk mereka terlihat menarik dengan menambahkan berbagai jenis zat aditif secara berlebihan, padahal sebenarnya mereka tahu bahwa penggunaan zat aditif secara berlebihan itu dapat menyebabkan masalah yang cukup serius bagi kesehatan konsumen. Selain itu mereka juga telah melanggar peraturan yang di buat pemerintah. Memperhatikan permasalahan di atas, penulis merasa berkewajiban untuk memberitahukan masyarakat mengenai zat aditif.

Definisi

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat
2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya.

Macam-macam Zat Aditif

Zat Pewarna

Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik.
Contoh pewarna alami: Contoh pewarna sintetik:
Anato (orange) a. Biru berlian (biru)
Karamel (cokelat hitam) b. Coklat HT (coklat)
Beta karoten (kuning) c. Eritrosit (merah)
Klorofil (hijau) d. Hijau FCF (hijau)

Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa

Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
Penyedap rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)
Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.

Zat pemanis buatan

Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.

Pengawet


Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.

Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab
Pemutih dan pematang tepung

Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.


2.2 penyebab para produsen memakai zat aditif

Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.

Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.

2.3 Pengaruh zat aditif sintetik dalam kehidupan sehari-hari
Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlahkonsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlahkemasan pada makanan/minuman tersebut
a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.

2.4 Penanggulangan
Dalam usaha untuk mengawetkan makanan hendaklah produsen ikut memperhatikan kesehatan konsumennya, karena apabila produsen seenaknya memakai zat aditif berbahaya untuk produknya dan hanya mementingkan keuntungan pribadi belaka maka pemerintah perlu untuk memberi sanksi pada oknum oknum produsen nakal tersebut. Adapun cara lain untuk meminimalisir penggunaan zat-zat berbahaya untuk makanan adalah dengan mengganti zat-zat tersebut dengan pengawet makanan alami contohnya agar lebih awet buah dijadikan manisan, agar daging dan ikan awet maka dijadikan abon, serta yang paling penting agar makanan yang diproduksi awet adalah dengan menjaga proses pemasakan hingga pengemasan harus steril agar makanan yang dikemas bisa tahan lama meskipun tanpa pengawet buatan , namun demi keamanan konsumen maka pada label atau kemasan makanan harus dicantumkan tanggal kadaluwarsanya produk tersebut.
Kita sebagai konsumen harus lebih teliti dan berhati hati dalam mengkonsumsi makanan ataupun jajanan pasar yang memiliki kemasan dan warna yang menarik.
Khusus untuk para ibu, hindari pemakaian vetsin secara berlebihan. Berikan pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif dan biasakan seluruh anggota keluarga untuk membawa bekal makanan dari rumah.
pemerintah terkait :
a. Pemerintah kiranya perlu membuat peraturan yang jelas tentang penggunaan zat aditif, setelah itu melakukan pengawasan,dan menindak tegas para produsen yang tidak mau mematuhi peraturan tersebut.
b. Teruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.

Argon si Pemalas

Argon Si Pemalas..


“Ar, bangun! Dah siang nih, pemalas banget sih?”
“Mm..kak Neon masih ngantuk, semalam kan aku ngisi lampu pijar di rumah manusia, jadi masih ngantuk…”
“Ah alasan, kakak juga semalam beracting jadi lampu iklan di jalan-jalan manusia, tapi bangunku selalu pagi-pagi gak pernah keduluan sama ayam, gak kayak kamu”
“Ah…bising-bising, masih ngantuk…hus..hus…keluar!”
“Argon!!!”
“Apalagi sih kak?”
“Gak, kakak pergi dulu ya, daah adikku yang malas”
“Dasar! Ganggu orang tidur aja”
Selalu saja mengejekku seperti itu,bahkan William Ramsay yang pernah menemukanku waktu aku tersesat bilangnya juga begitu, kalau aku ini sipemalas, sampai-sampai dia memanggilku dalam bahasa Yunani Argos. Kau tahu apa arti Argos?Argos artinya malas. Apa kemalasan ku nyampe segitunya? Sebenarnya aku tidak begitu malas, hanya tubuhku yang terbuat dari gas ini mempunyai sifat yang Inert.
Coba saja bayangkan kalau kalian nyari gas mulia (nama klan keluargaku) yang paling banyak beredar di dunia manusia tepatnya di udara maka akulah orangnya, soalnya kadarku saja nyampe 0,93% dari udara kering, bebas uap air lagi.Bahkan di inggris aku sering digunakan sampai 30.000 per ton. Terutama untuk atmosfir pengelasan logam.
Huaaah…masih ngantuk, tidur lagi ah….
ZZZ….ZZZ…ZZZ..!!!!@%^&&*
Bangun tidur…tidur lagi
Bangun lagi….tidur lagi…
Bangun…tidur lagi…
Suara nyanyiannya Mbah surip yang kujadikan nada dering ponselku terus mengganggu
“Hallo….” Mataku setengah terpejam mengangkat telepon
“Masih tidur Ar, ni dah jam berapa sayang?” Ternyata Kakakku Helium
“Mmm…masih pagi kali”
“Masa matahari dah di ubun-ubun ngomong masih pagi”
“Hah…!! Dah siang!! Aku lupa…harus membantu manusia membuat Roket!! Aduh gimana nih?kok kak Neon gak bangunin aku lagi….gimana sih? Kak Neon…!kak Neon…!! Eh lupa kak Neon kan tadi dah pergi. Adik-adiku yang manis aja, Krypton…! Xenon…!Radon…!!pada kemana sih?”
“Mereka semuanya dah pergi Argon adikku sayang”
“Waah aku dirumah alone dong. Aduh…dah terlambat nih,dah dulu ya kak ”
Beberapa saat kemudian Argon berlari-lari kecil dari rumahnya no 18 gang 3 blok VIIIA di kota Sistem Periodik Unsur menuju manusia untuk membantu manusia menjadi bahan untuk pembuatan Roket.
posted by : Vebria Ardina

I love chemisrty

Cinta Kimia..
Ketika hatiku pengap bagai di ruang asam
kau datang membawa kesegaran aroma asam butirat
Tapi jangan khawatir cinta kita bisa dikatalis pake selen supaya
cepat tumbuh. Masih ingatkah engkau waktu penetapan kadar protein?
nah, selenium dan asam sulfat bisa membuat daya dobrak pemanasan
makin oke..

Jika masih belum puas dan percaya dengan keyakinan cintaku padamu,
bawalah indikator phenol ptalein, celupkan di dasar hatiku, jika
berubah warna, maka itu artinya cintaku palsu. dan itu tidak akan
terjadi padaku :-)

Tapi adikku, jangan kau balas cintaku dengan keputusan serumit rantai
DNA, apalagi jika aku tak punya enzim semangat untuk memutus
rangkaian itu. Daripada kau buat rekayasa genetika di lab tanaman,
lebih baik buat rekayasa cinta seperti yang dinyanyikan Camelia
Malik..
posted by : Vebria Ardina

Mengapa Garam digunakan untuk melelehkan salju?

Begini penjelasan tentang garam dapat melelehkan salju:
Air murni membeku pada suhu nol derajat, ketika kita tambahkan garam, air baru bisa membeku pada suhu yang lebih rendah. Untuk 10% larutan garam dapat membuat air membeku hingga -6 derajat celcius.
Ketika kita tambhakan 10% garam pada salju (misalkan suhu salju sekitar -5 derajat celcius) maka salju tidak akan membeku lagi. Ia akan mulai mencair. Ia akan mulai membeku ketika suhunya kita turunkan hingga -6 derajat celcius.
Mengapa bisa begitu? ketika kita menambahkan garam pada es, molekul molekul garam akan menumbuk molekul molekul es. Akibatnya molekul es akan bergerak lebih cepat. Molekul yang bergerak lebih cepat ini akan menumbuk molekul molekul lain, akibatnya secara rata rata molekul molekul es akan bergerak lebih cepat. Molekul es yang bergerak lebih cepat ini akan membuat es ini mencair.


Terimakasih sama agan dibawah ini yang telah menjelaskan lebih:

Perubahan titik beku = konstanta perubahan titik beku air x molalitas zat terlarut x faktor vant hoff

Molalitas = banyaknya zat-satuan gram x 1000 / massa molekul relatif * banyaknya pelarut-satuan gram

intinya, makin banyak garam yang dilarutkan dalam air, makin rendah titik beku air. atau makin banyak garam dipakein ke salju, makin banyak salju yang meleleh.
terkait es lilin dan es digaramin, es digaramin titik bekunya lebih rendah dibandingkan cairan es lilin yang belum beku. es digaramin punya titik beku -10, tergantung banyak garam yang dipake, akan mudah membekukan cairan es lilin yang ga ada penurun titik beku sebanyak es digaramin

Why is the ice float on water?

There are two parts to the answer for this question. First, let's take a look at why anything floats. Then, let's examine why ice floats on top of liquid water, instead of sinking to the bottom.
Answer:

A substance floats if it is less dense, or has less mass per unit volume, than other components in a mixture. For example, if you toss a handful of rocks into a bucket of water, the rocks, which are dense compared to the water, will sink. The water, which is less dense than the rocks, will float. Basically, the rocks push the water out of the way, or displace it. For an object to be able to float, it has to displace a weight of fluid equal to its own weight.
Water reaches its maximum density at 4°C (40°F). As it cools further and freezes into ice, it actually becomes less dense. On the other hand, most substances are most dense in their solid (frozen) state than in their liquid state. Water is different because of hydrogen bonding.
A water molecule is made from one oxygen atom and two hydrogen atoms, strongly joined to each other with covalent bonds. Water molecules are also attracted to each other by weaker chemical bonds (hydrogen bonds) between the positively-charged hydrogen atoms and the negatively-charged oxygen atoms of neighboring water molecules. As water cools below 4°C, the hydrogen bonds adjust to hold the negatively charged oxygen atoms apart. This produces a crystal lattice, which is commonly known as 'ice'.
Ice floats because it is about 9% less dense than liquid water. In other words, ice takes up about 9% more space than water, so a liter of ice weighs less than a liter water. The heavier water displaces the lighter ice, so ice floats to the top. One consequence of this is that lakes and rivers freeze from top to bottom, allowing fish to survive even when the surface of a lake has frozen over. If ice sank, the water would be displaced to the top and exposed to the colder temperature, forcing rivers and lakes to fill with ice and freeze solid.
Ice is less dense than liquid water


Water is a member of a very exclusive group of substances that are less dense as a solid than as a liquid. It is very important that ice floats and has numerous biological impacts; namely, all life on earth. Most substances will contract as they cool, their individual molecules slowing down and "staying put" until finally forming a solid. Water will also do this - up to a point. As the temperature of water drops, the molecules slow down and contract just like any other substance. But once it reaches 4° C, water will start to expand. The reason water does this lies in its hydrogen bonds.

Hydrogen bonds
Every molecule of H2O is bent - the two hydrogens hanging off the oxygen at angles (104.5° between hydrogen atoms in case you're interested) to make a rough "L" shape. This bent shape causes the molecule to be overall polar. Oxygen has a higher electronegativity and "likes" electrons more, which results in the electrons spending more time with the oxygen. So the oxygen is slightly negative, and the electron-deprived hydrogens are slightly positive. Because the molecule is bent with one end slightly negative and one end slightly positive, the molecule is said to be polar.

So now if we expand our view to, say, a glass of water, we will see water molecules running around and bumping into each other. Since every molecule in this glass has a slightly negative and a slightly positive end, there is going to be attraction between molecules. As one water molecule runs around, its negative oxygen is going to be pulled towards the hydrogen atoms of different molecules, and the hydrogens will be pulled towards the oxygen. Now what we have between the hydrogen and the oxygen is a hydrogen bond. Technically, a hydrogen bond is said to be formed when a hydrogen atom covalently bonded to one electronegative atom is also attracted to another electronegative atom (usually between a hydrogen and a oxygen or nitrogen in living cells).

Hydrogen bonds separate molecules
We know what a hydrogen bond is, so now we apply it to the freezing of water. When the molecules of water are still a liquid, they are free-moving and make/break hydrogen bonds very easily and frequently. The molecules can slip in and out at close proximity due to its high energy. But when the temperature drops, the molecules lose energy, slow down, and keep their hydrogen bonds for longer. Soon enough, at 4° C, the hydrogen bonds start altering the layout of the molecules. A single water molecule can only form a maximum of four hydrogen bonds with its neighboring molecules. At 4° C and below, a molecule will "keep" its bonds and lock into a crystalline lattice with its four neighbors. Then the molecules are at "arms length" so to speak and there are less molecules in a given space; the density is now lower.

When the hydrogen bonds are able to form and be retained (as in ice), the density becomes 10% less dense than the water above 4 °C. And then, because a substance less dense than the liquid surrounding it will float in it, ice will float when placed in water.


Read more: http://wiki.answers.com/Q/Why_does_ice_float_in_water#ixzz1Iw7S4hbZ

Posted BY :

NAME : VEBRIA ARDINA
NIM : RSA1C110020
STUDY PROGRAMME : ISSTE OF CHEMISTRY 2010

Inilah 7 Bahan Menakjubkan Pada Odol Gigi

Meskipun Pasta gigi (dalam beberapa bentuk atau yang lain) telah ada sekitar selama Yunani Kuno, berbahan (seperti yang kita tahu itu) tidak menjadi populer hingga Perang Dunia I. Segera setelah perusahaan mulai memproduksi pasta gigi, orang mulai membeli pasta gigi, dijamin menghasilkan gigi yang berkilau!. danpasta gigi dengan cepat menjadi produk yang kebanyakan orang tak bisa hidup tanpa pasta gigi.
Pasta gigi adalah salah satu barang yang hampir setiap orang menggunakan setiap harii, tapi apa yang membuat ramuan ini begitu istimewa? Apakah Anda menyikat gigi Anda sekali per hari atau tiga kali per hari, kemungkinan besar Anda tidak pernah meluangkan waktu untuk membaca daftar bahan. Beberapa percaya bahwa bahan-bahan yang terkandung dalam paket standar pasta gigi adalah penting ,orang lain percaya bahwa air mungkin hanya sebagai efektif. Pada akhirnya, ada alasan bagus mengapa pasta gigi ada yang memberi peringatan : "Jangan menelan"


1. Formaldehyde


Itu bahan yang sama yang koroner tidak bisa hidup tanpa dapat ditemukan di dalam tabung pasta gigi Anda. Formaldehida membunuh semua bakteri kecil yang naik ke gigi setelah makan atau tidur. Jika sejumlah besar formaldehida sengaja tertelan,hasilnya bisa berakibat fatal. Parah hasil konsumsi formaldehida penyakit kuning, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan kematian.

2. Detergent

Foam, busa, aktivasi! Apa yang akan dirasakan pasta gigi jika tidak berbusa? Produsen menggunakan deterjen biasa untuk meredakan massa yang berlebih pada pasta gigi. Sementara gelembung mungkin menyenangkan, berhati-hatilah jika Anda secara tidak sengaja menelan dalam jumlah besar hal ini, menelan deterjen dapat menyebabkan pembakaran saluran pencernaan.


3. Rumput laut

Melar dan berlendir, rumput laut berguna untuk memadatkan pasta gigi agar menjadi padat. Tanpa zat rumput laut hijau ini pasta gigi akan hancur berantakan, kabar baik nya adalah rumput laut ini tidak beracun. Kenyataannya rumput laut memiliki sejumlah manfaat gizi. meskipun memakannya dengan sushi menjadikannya lebih baik untuk mendapatkan manfaat tersebut.

4. Pepermint Oil


Nafas segar hanya dapat terus segar dengan bantuan minyak papermint, walaupun menyegarkan saat menyikat gigi, minyak papermint dapat menyebabkan denyut nadi lambat, mulas dan termor otot bila di kosumsi.

5. Paraffin

Parrafin menciptakan pasta halus yang merembes ke pasta gigi. Seperti yang mungkin anda bayangkan,parafin tidak diperuntukan untuk dimakan. jika kebetulan saja tidak sengaja menelan bahan ini,mungkin akan berdampak sedikit rasa sakit perut, mual, muntah, dan sembelit.

6. Glycerin Glycol

Pernah mendengar bahan ini sebelum nya? Glycerin Glycol
ditambahkan dalam pasta gigi agar pasta gigi tidak terlalu kering, ini juga di temukan dalam bahan anti beku. Glycerin Glycol meskipun tidak beracun, tambahan ini dapat menyebabkan mual jika tertelan.

7. Titanium Dioxide

Ini adalah campuran bahan lain dari pasta gigi, biasanya campuran ini terdapat pada cat putih. Bila di tambahkan ke pasta gigi, Titanium dioxide memiliki effect aman pada gigi seperti halnya pada dinding yang di cat putih, itu membuat nya bagus dan putih (selama beberapa jam setidaknya), titanium dioxide jika tertelan tidak akan menyakiti kita , tapi tidak dianjurkan juga untuk menelannya.

The Relationship Between Structure and Acidity

why are the Acidity increases going down a row of the periodic table?
answer : according my opinion and acidity increases going left to right (because more electronegative atoms can stabilize the negative charge on the anion) and increases going down because the larger the atom the better it can delocalize the negative charge.

Nucleophicity and basicitiy tend to be similar to each other but opposite to electrongegativity trends. Nucleophicity increases going left across a period and up a group.

The Electron affinity of a molecule or atom is the energy change when an electron is added to the neutral atom to form a negative ion. This property can only be measured in an atom in gaseous state.

X + e− → X−

The electron affinity, Eea, is defined as positive when the resulting ion has a lower energy, i.e. it is an exothermic process that releases energy:

Eea = Einitial − Efinal

Alternatively, electron affinity is often described as the amount of energy required to detach an electron from a singly charged negative ion[1], i.e. the energy change for the process

X− → X + e−

A molecule or atom that has a positive electron affinity is often called an electron acceptor and may undergo charge-transfer reactions.
Contents
Although Eea varies greatly across the periodic table, some patterns emerge. Generally, nonmetals have more positive Eea than metals. Atoms whose anions are more stable than neutral atoms have a greater Eea. Chlorine most strongly attracts extra electrons; mercury most weakly attracts an extra electron. The electron affinities of the noble gases have not been conclusively measured, so they may or may not have slightly negative values.

Eea generally increases across a period (row) in the periodic table. This is caused by the filling of the valence shell of the atom; a group 7A atom releases more energy than a group 1A atom on gaining an electron because it obtains a filled valence shell and therefore is more stable.

A trend of decreasing Eea going down the groups in the periodic table would be expected. The additional electron will be entering an orbital farther away from the nucleus, and thus would experience a lesser effective nuclear charge. However, a clear counterexample to this trend can be found in group 2A, and this trend only applies to group 1A atoms. Electron affinity follows the trend of electronegativity. Fluorine (F) has a higher electron affinity than oxygen and so on.

the strenght of acid and base

The order of acid strength solution of HCl, HClO, HClO2, HClO3, and HClO4



How you can indulge in acid strength of the compounds of HCl, HClO, HClO2, HClO3, and HClO4? What parameters you can use to measure the degree of acidity of these compounds?

Trend strength above acid can be determined with the following parameters:
Acid strength will be greater with increasing number of oxygen atoms attached to the center.
Acid strength will be even greater with the increasing size of the central atom oxidation number (in kasusini the Cl atom)

By using the above parameters of course you can sort the acid strength of the above compounds is not it? To know "Kenapanya" then you can read the following description and Structure acids are:



Qualitative explanation

According to the Bronsted-Lowry acid is a proton donor, so the acid strength is determined by how easily a species to donate protons. The easier a proton donating species, then the acid will become stronger as well as vice versa. Easy or not an acid species to donate protons can be seen from how much the price of Ka and how much acid is ionized in solution.

We note compounds HClO, HClO2, HClO3, and HClO4 are ionized in water by reaction as follows:

HClO + H2O -> H3O + + clo-
HClO2 + H2O -> H3O + + ClO2-
HClO3 + H2O -> H3O + + ClO3-
HClO4 + H2O -> H3O + + ClO4-

The greater the number of ionized species, the amino acid will be stronger and vice versa. How can we determine the above acids, which one would ionized perfect and which are ionized in part to our use in determining the strength of acid?

How you can use is to determine the stability of residual acid anions in the solution of anion clo-, ClO2-, ClO3-, and ClO4-. The more stable anionnya the more acidic ionized and automatically stronger acidic.

How you can determine the stability of these anions? The answer is by seeing how these anions distribute the negative charge (or in other words look at the structure resonance). The greater the amount of oxygen atoms above the more stable the anion, because the more the number of oxygen atoms that can accept the negative charge distribution, this also means that the anion has a lot of resonance structures.

As an illustration, we carry a lighter load with 4 people instead of carrying the same load with two people. For the above case let's just bebanya is a negative charge, ClO4-ions can distribute the negative charge on the 4 oxygen atoms while the ion-ClO3 can only distribute the negative charge on the 3 oxygen atoms, two to ClO2-ion, and unfortunately ion-CLO can not distribute content negative, so that ClO4-anions is much more stable than the other.

Thus the above sequence is a stable anion-ClO4> ClO3-> ClO2-> clo-. Remember the more stable anion which means more acid is ionized so that the greater acid strength by sebabitu acid sequence of the greatest strengths is HClO4> HClO3> HClO2> HClO.

By looking at the price of Ka / pKa

Price pKa of the acid above is:

HCl pKa = -8
HClO pKa = 7.53
HClO2 pKa = 2
pKa HClO3 = -1
pKa HClO4 = -10

The lower the price pKa the stronger acid, so according to the price above the acid strength of the largest are HClO4> HCl> HClO3> HClO2> HClO. From the data above the price pKa HCl, HClO3, and HClO4 is negative because these acids are strong acids. HCl strength is almost the same can be said with HClO4, this possibility is because HCl in the form of solution [HCl (aq)] as an ionic compound is so easy to let go of its protons HCl. (Gaseous HCl is a weak acid because the H-Cl bond in the form of gas is covalent).

Note:
HCl in the first discussion I was not included because we can not compare the strength of hydrochloric acid in kualittaif with HClO, HClO2, HClO3, and HClO4 is an oxy acid. We are more easily compare the strength of acidity of HCl is qualitatively with HI, HBr, or HF.


posted by : Name : vebria Ardina
NIM : RSA1C110020
class : ISSTE of Chemistry

rasa asin pada air laut

Bagaimanakah rasa air laut?? ASIN,, Kenapa rasa air laut asin?? Darimanakah rasa asin itu??

Merasa bingung khan?? Mari kita bicarakan bersama....


Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Penyebab rasa asin itu adalah garam-garaman yang terkandung di dalam air laut. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.Jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut disebut salinitas. Garam adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua bagian yang bermuatan positif dan bermuatan negatif yang keduanya saling tarik menarik sehingga membentuk “garam” (bagian yang bermuatan positif dan negatif ini disebut ION). Unsur Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida.


Darimanakah asalnya garam-garamam tersebut??

Sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Bagaimana prosesnya? Kita tahu bahwa laut adalah tempat berkumpulnya semua air; air dari rumah, selokan, sungai, semua air, termasuk air hujan. Kesemuanya mengalir menuju laut, sambil “mencuci” batuan, tanah, semua benda yang dilewatinya, sambil membawa juga ion-ion tadi (semua terjadi dalam proses hidrologis). Belum lagi peristiwa alam seperti letusan gunung api baik yang di daratan maupun di lautan, semua memberi kandungan khlor yang berlimpah bagi lautan. Proses ini terjadi secara terus menerus selama milyaran tahun.

Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100°C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfir Bumi dipenuhi oleh Karbondioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.

why is the water droplets round?

Why is the water droplets round?

Perhaps these questions are rarely ignored by many. here I will try to uncover this mystery. every drop of water falling to the ground or down it must be round. Spherical shape is the shape and tersimpel populous than all existing forms, such as rectangular or triangular. This simple form makes the water droplets become unstable, and therefore all forms of the elements or anything else always has a tendency to form something more stable. Then the wisdom what is hidden behind this phenomenon. as we know that our earth is round, everything is round always familiar to many people, just for example football, basketball, dsb.Kehidupan it's like a round ball and is always spinning, there is sometimes above and sometimes under . This situation caused the man to do ever mnyombongkan yourself for what has he got, because God was the one who has the truth. This life is also always lead to stability and equilibrium. Everything in this universe will be in equilibrium, namely death. therefore we sembagai a servant who is weak, it should always be ready with his arrival, and always our position to form a more stable from day to day. as shown by the noble gas elements that have remarkable stability. If the element is stable by imitating the number of electrons that are owned by the noble gases, why we do not do it. Indeed the rules created are not made to narrow down / restrain us, but to help us later.

An introduction to organic reaction


In this lessonWe learn about an introduction to organic reaction : Acid and Bases, and I less understood about
Question : What is relationship between structur and acidity?

According My opinion The strength of an acid depends on the extent to which a proton can be separated from it and transferred to a base.Breaking a bond to the proton Þ the strength of the bond to the proton is the dominating effect.
The Acidity of Carboxylic Acids
Carboxylic acids are much more acidic than the corresponding alcohols: pKas for R–COOH are in the range of 3-5;.pKas for R–OH are in the range of 15-18.
An Explanation Based on Resonance Effects
Resonance stabilized acetate anion: The greater stabilization of the carboxylate anion (relative to the acid) lowers the free energy of the anion and thereby decreases the positive free-energy change required for the ionization. Any factor that makes the free-energy change for the ionization of an acid less positive (or more negative) makes the acid stronger.
An Explanation Based on Inductive Effects
The inductive effect of the carbonyl group (C=O group) is responsible for the acidity of carboxylic acids.
Organic Compounds as Bases

An organic compound contains an atom with an unshared electron pair is a potential base. The p bond of an alkene can act as a base.
Posted by : NAME : VEBRIA ARDINA
NIM : RSA1CI10020
ANGKATAN 2010
CLASS : ISSTE of  CHEMISTRY




Alkene

Why are alkenes are relatively stable compounds, but are more reactive than alkanes?
Ethylene (ethene), showing the pi bond in green.
According my opinion it is because Alkenes are relatively stable compounds, but are more reactive than alkanes due to the presence of a carbon-carbon pi-bond. It is also attributed to the presence of pi-electrons in the molecule. The majority of the reactions of alkenes involve the rupture of this pi bond, forming new single bonds.

Like single covalent bonds, double bonds can be described in terms of overlapping atomic orbitals, except that, unlike a single bond (which consists of a single sigma bond), a carbon-carbon double bond consists of one sigma bond and one pi bond. This double bond is stronger than a single covalent bond (611 kJ/mol for C=C vs. 347 kJ/mol for C—C)[1] and also shorter with an average bond length of 1.33 Angstroms (133 pm).

Each carbon of the double bond uses its three sp² hybrid orbitals to form sigma bonds to three atoms. The unhybridized 2p atomic orbitals, which lie perpendicular to the plane created by the axes of the three sp² hybrid orbitals, combine to form the pi bond. This bond lies outside the main C—C axis, with half of the bond on one side and half on the other.

Rotation about the carbon-carbon double bond is restricted because it involves breaking the pi bond, which requires a large amount of energy (264 kJ/mol in ethylene). As a consequence, substituted alkenes may exist as one of two isomers, called cis or trans isomers. More complex alkenes may be named using the E-Z notation, used to describe molecules having three or four different substituents (side groups). For example, of the isomers of butene, the two methyl groups of (Z)-but-2-ene (aka cis-2-butene) face the same side of the double bond, and in (E)-but2-ene (aka trans-2-butene) the methyl groups face the opposite side. These two isomers of butene are slightly different in their chemical and physical properties.

It is certainly not impossible to twist a double bond. In fact, a 90° twist requires an energy approximately equal to half the strength of a pi bond. The misalignment of the p orbitals is less than expected because pyramidalization takes place (See: pyramidal alkene). trans-Cyclooctene is a stable strained alkene and the orbital misalignment is only 19° with a dihedral angle of 137° (normal 120°) and a degree of pyramidalization of 18°. This explains the dipole moment of 0.8 D for this compound (cis-isomer 0.4 D) where a value of zero is expected.[3] The trans isomer of cycloheptene is only stable at low temperatures.


As predicted by the VSEPR model of electron pair repulsion, the molecular geometry of alkenes includes bond angles about each carbon in a double bond of about 120°. The angle may vary because of steric strain introduced by nonbonded interactions created by functional groups attached to the carbons of the double bond. For example, the C-C-C bond angle in propylene is 123.9°.


The physical properties of alkenes are comparable with those of alkanes. The physical state depends on molecular mass (gases from ethene to butene - liquids from pentene onwards). The simplest alkenes, ethene, propene and butene are gases. Linear alkenes of approximately five to sixteen carbons are liquids, and higher alkenes are waxy solids.
Alkenes react in many addition reactions, which occur by opening up the double-bond. Most addition reactions to alkenes follow the mechanism of electrophilic addition. Examples of addition reactions are hydrohalogenation, halogenation, halohydrin formation, oxymercuration, hydroboration, dichlorocarbene addition, Simmons-Smith reaction, catalytic hydrogenation, epoxidation, radical polymerization and hydroxylation.
Electrophilic addition

Posted by : NAME : VEBRIA ARDINA

NIM : RSA1C110020

STUDY PROGRAMME : ISSTE OF CHEMISTRY

URL BLOG : http://vebriasanjaya.blogspot.com

Reaction of alkane


Reaction of alkene
1.       Why are mostly alkenes compound are inert?
Answer : Because they bonding are  saturated (all their rooms is filled by electron).
2.       How to break down the bonding of 3, 4, 5 trimethyl nonane into n- butene?
Answer :  The first we must find the knots of reactions or centre of reactions agree with the result which we want, like normal butene about less or more than 60 %
         H    H     H     H     H     H    H    H     H
H      C    C     C      C    C     C     C     C     C    H
          H    H   CH3   CH3  CH3  H    H    H    H
­
         H    H     H     H     H     H    H    H     H
  H    C     C     C     C    C     C    C     C     C    H
         H    H   CH3   CH3  CH3  H    H    H    H
From the node that has the mark on so we can get some stricture of n-butene, namely

       H     H    H                                                                            
H     C     C     C    H                                                        
       H     H    CH3                                                                          
n- butena                                                                      


     H      H
H   C     C     H
   CH3   CH3
n- butena
       H      H     H   H
H     C     C    C    C    H
        H     H     H   H
  n- butena
 posted by :
NAME : VEBRIA ARDINA
NIM : RSA1C110020
ANGKATAN :2010
CLASS : PPG MIPA BI
STUDY PROGRAMME : ISSTE OF CHEMISTRY





:


Isomerism

Compounds that have same molecular formula but different structures are called Isomers. There are many kinds of isomers in organic compounds,
Constitutional Isomers
In the form of n-butane and isobutane, constitutional isomers have the same molecular formula, but different connectivities. The difference between the two butanes lies in which atoms are connected to which (the connectivities), and this is best seen by examining the carbon skeletons.
n-butane





isobutane











Note that n- butane is astright chain, whereas isobutane has one branch. The two isomers are different compounds and have different physical and chemical properties, including quite different molecular shapes. A mixture of the two isomers can be physically separated into two pure components. the only common feature they share is their molecular formula C4H10.

Posted By :
Name : Vebria Ardina
NIM : RSA1C110020
Class : Chemistry Of PGSBI
angkatan : 2010
Nama blog : http://vebriasanjaya.blogspot.com/
reguler2009@gmail.com

Alkanes

Why are alkanes inert?


Alkanes (also known as paraffins or saturated hydrocarbons) are chemical compounds that consist only of the elements carbon (C) and hydrogen (H) (i.e., hydrocarbons), wherein these atoms are linked together exclusively by single bonds (i.e., they are saturated compounds). Alkanes belong to a homologous series of organic compounds in which the members differ by a constant relative molecular mass of 14.
Each carbon atom must have 4 bonds (either C-H or C-C bonds), and each hydrogen atom must be joined to a carbon atom (H-C bonds). A series of linked carbon atoms is known as the carbon skeleton or carbon backbone. In general, the number of carbon atoms is often used to define the size of the alkane (e.g., C2-alkane).
An Alkyl group, generally abbreviated with the symbol R, is a functional group or side-chain that, like an alkane, consists solely of single-bonded carbon and hydrogen atoms, for example a methyl or ethyl group.
In general, alkanes show a relatively low reactivity, because their C bonds are relatively stable and cannot be easily broken. Unlike most other organic compounds, they possess no functional groups.
They react only very poorly with ionic or other polar substances. The acid dissociation constant (pKa) values of all alkanes are above 60, hence they are practically inert to acids and bases (see: carbon acids). This inertness is the source of the term paraffins (with the meaning here of "lacking affinity"). In crude oil the alkane molecules have remained chemically unchanged for millions of years.
However redox reactions of alkanes, in particular with oxygen and the halogens, are possible as the carbon atoms are in a strongly reduced condition; in the case of methane, the lowest possible oxidation state for carbon (−4) is reached. Reaction with oxygen (if an amount of the least is enough to meet the reaction stoichometry) leads to combustion without any smoke; with halogens, substitution. In addition, alkanes have been shown to interact with, and bind to, certain transition metal complexes in (See: carbon-hydrogen bond activation).
Free radicals, molecules with unpaired electrons, play a large role in most reactions of alkanes, such as cracking and reformation where long-chain alkanes are converted into shorter-chain alkanes and straight-chain alkanes into branched-chain isomers.
In highly branched alkanes, the bond angle may differ significantly from the optimal value (109.5°) in order to allow the different groups sufficient space. This causes a tension in the molecule, known as steric hindrance, and can substantially increase the reactivity.
The simplest possible alkane (the parent molecule) is methane, CH4. There is no limit to the number of carbon atoms that can be linked together, the only limitation being that the molecule is acyclic, is saturated, and is a hydrocarbon. Saturated oils and waxes are examples of larger alkanes where the number of carbons in the carbon backbone tends to be greater than 10.
Alkanes are not very reactive and have little biological activity. Alkanes can be viewed as a molecular tree upon which can be hung the interesting biologically active/reactive portions (functional groups) of the molecule.

Posted by :
Name : VEBRIA ARDINA
NIM : RSA1C110020
ANGKATAN : 2010
KELAS : PPG-MIPA BI
NAMA BLOG : http://vebriasanjaya.blogspot.com/
reguler2009@gmail.com
vebriardina@yahoo.co.id


Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 Chemistry All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes